Ruma Nasi : Ada Nasi Rames Tradisional dan Asia di Warteg Ini

Jakarta – contact us – pans soul food — Warteg kekinian tidak hanya menawarkan tempat lebih modern, tetapi juga menawarkan variasi menu unik. Seperti Ruma Nasi, warteg kekinian yang punya menu fusion Asia.
Menu makanan di warteg kebanyakan berupa masakan rumahan Indonesia, seperti temper orek, telur dadar, dan ayam goreng. Namun, di warteg kekinian, bisa mencoba menu nasi rames yang lebih bervariasi.

Contohnya Ruma Nasi, yang menawarkan pilihan nasi rames dengan olahan lauk pauk bergaya fusion Asia. Meskipun konsep dan menu makanannya lebih modern, tetapi pengunjung tetap bisa menikmati nasi rames dengan suasana seperti di warteg tradisional. Bedaya, Ruma Nasi menawarkan tempat yang lebih bersih dan nyaman. Makanannya pun lebih higienis.

Kurang lebih ada 9 menu utama yang bisa dicoba. Mulai dari Nasi Teri Larb, Nasi Ayam Dewata, Nasi Ayam Tokyo, Nasi Ayam Bangkok, Nasi Sapi Shanghai, hingga Nasi Gulai Tongkol Asam Padeh.

Saat kami menyambangi Ruma Nasi pada Rabu (09/08), kami mencicipi tiga menu utama yaitu Nasi Ayam Dewata, Nasi Gulai Tongkol Asam Padeh, dan Nasi Sapi Shanghai. Kami juga sempat berbincang dengan pemiliknya terkait konsep unik dari warteg kekinian ini.

Konsep warteg tradisional dan modern

Ruma Nasi memiliki tampilan yang mirip dengan warteg pada umumnya. Warungnya tidak begitu besar, dengan jendela kaca besar, pintu kecil, dan banyak bangku berjajar. Pembedanya, interior di Ruma Nasi dibuat dengan gaya yang lebih modern dan minimalis. Sentuhan warna merah pada beberapa interiornya pun membuat suasana Ruma Nasi lebih cerah.

Perwakilan pemilik Ruma Nasi, Ronald mengungkap, mereka ingin tetap menonjolkan unsur warteg tradisional tetapi lebih modern dan higienis. Berdiri sejak Desember 2022, Ronald menjelaskan Ruma Nasi dibuka dengan tujuan menjadi tempat yang bisa untuk mengobrol sambil makan. Namun, orang-orang dapat menikmati makanan yang berkualitas dan harganya terjangkau.

“Jadi kita pengen buka sesuatu tempat yang orang juga bisa ngobrol, bisa makan, makanannya juga yang berkualitas, tetapi harganya yang terjangkau. Jadi dasarnya seperti itu,” ujar Ronald kepada kami.

Meskipun tempatnya mirip seperti warteg pada umumnya, tetapi disini tidak ada etalase kaca berisi makanan, yang bisa ditunjuk dan dipilih sendiri. Pemesanan bisa dilakukan langsung di kasir. Tinggal menyebut menu yang diinginkan dan membayarnya.

Setelah itu, pengunjung perlu menunggu beberapa saat karena, semua makanan di warteg ini baru akan dimasak langsung kalau ada pembeli yang memesan. Sehingga nasi ramesnya bisa diniikmati dalam keadaan hangat.

Menu inspirasi kuliner Asia

Warteg pada umumnya mungkin hanya fokus kepada masakan Indonesia. Namun, Ruma Nasi justru menawarkan menu makanan yang terinspirasi dari berbagai kuliner di negara lain, khususnya Asia.

Kurang lebih ada 9 menu utama yang bisa dipilih, antara lain; Nasi Ayam Dewata, Nasi Ayam Tokyo, Nasi Ayam Bangkok, Nasi Kari Ayam Osaka, Nasi Sapi Kyoto, Nasi Sapi Shanghai, Nasi Teri Larb, Nasi Mat Kecombrang, dan Nasi Gulai Tongkol Asam Padeh.

Penyajian semua menu di sini sudah termasuk nasi hangat, telur dadar omelet creamy, kremesan, aonori, dan sambal bawang jeruk. Menu nasi yang unik ini pun dibanderol mulai dari Rp 15 ribuan sampai Rp 29 ribu.

Selain menu yang bervariasi, Ruma Nasi juga fokus menyajikan makanan yang lebih higienis. Ronald mengungkap bahan utama yang mereka pakai tidak disimpan dalam waktu lama. Dengan kata lain, bahan-bahannya fresh.

“Kemudian, kita juga banyak bekerja sama dengan supplier yang menjadi rekanan kita, berada di sekitar area kita. Sehingga mereka bisa supply produk ini daily, kapanpun kita butuhkan. Jadi sama-sama membantu usaha mereka juga,” pungkas Ronald.

Dapur di Ruma Nasi juga berkonsep open kitchen sehingga pengunjung bisa melihat langsung proses penyajian pesanan mereka.

Nasi Ayam Dewata dan Nasi Sapi Shanghai yang Unik

Kami mencoba salah satu menu favorit di Ruma Nasi yaitu Nasi Ayam Dewata (Rp 25 ribu). Untuk menu ini, sepiringnya terdiri dari nasi putih hangat, telur omelet, ayam dengan sambal matah, kremesan, dan aonori atau rumput laut.

Ruma Nasi menggunakan ayam tanpa tulang bagian paha sehingga lebih mudah dinikmati dengan sendok. Meskipun ayamnya tidak terlalu juicy, tetapi tekstur dagingnya cukup lembut. Ayamnya sendiri telah dimarinasi dan dimasak dengan cara pan fry sehingga tercap aroma smokeynya. Bagian kulit ayamnya pun renyah dan memiliki rasa gurih pedas seperti campuran bubuk cabai dan lada.

Ditambah dengan sambal matah yang tidak berminyak, cenderung kering, dengan rasa pedas yang sangat minim. Lebih dominan rasa asam serainya.

Menu Nasi Sapi Shanghai pun disajikan dengan isian yang sama, perbedaanya hanya pada sambal saja. Nasi Sapi Shanghai (Rp 29 ribu) disajikan dengan sambal bawang jeruk. Daging sapi yang digunakan yaitu potongan Australian short plate sehingga lebih nyaman dan ringan di mulut.

Dagingnya juga tidak terlalu banyak lemak dan masih juicy. Cocok dipadukan dengan saus cokelat yang manis. Jamur shitakenya menambah aroma khas pada sajian Sapi Shanghai ini.

Menurut kami, seporsi Nasi Ayam Dewata jauh lebih mengenyangkan dibanding Nasi Sapi Shanghai karena potongan ayamnya lebih besar dan dagingnya lebih padat. Namun, porsi nasi lengkap ini cocok untuk mengisi kekosongan perut di siang hari.

Nasi Gulai Tongkol Asam Padeh dan Teri Larb

Kalau suka yang asam gurih menyegarkan, bisa memesan Nasi Gulai Tongkol Asam Padeh (Rp 29 ribu). Ikan tongkol yang disajikan berupa potongan memanjang yang kecil. Kuahnya sedikit dan kental dengan warna orange kecoklatan.

Rasa asam dari bumbu kandisnya sangat ringan, pedasnya juga hampir tidak begitu terasa. Daging ikan tongkolnya sendiri agak kering. Namun, lauk ini cocok dipadukan dengan nasi kremesan dan telur omelet yang cenderung gurih. Karena akan memberikan cita rasa asam pedas yang baru.

Kami juga memesan seporsi Teri Larb tanpa nasi (Rp 10 ribu) yang memenuhi satu piring makan. Teri ini diolah menggunakan bumbu larb khas Thailand. Dalam sepiring teri larb, pengunjung akan menemukan teri berukuran besar dengan potongan daun cilantro, irisan bawang merah, bawang putih, dan cabai merah.

Awal mula masuk mulut, kami cukup terkejut karena rasa gurih asinnya sangat kuat. Baru setelah dikunyah, muncul rasa asam dari beberapa jenis daun yang digunakan. Rupanya memang teri ini sudah dimarinasi terlebih dahulu. Salah satunya menggunakan kecap ikan sehingga rasa asinnya agak kuat. Meskipun begitu, hidangan ini tidak meninggalkan jejak bau amis.

https://www.inspurrations.com/ bonus new member